DARI ANTROPOSENTRISME MENUJU RESTART MANDIRI

“Ibu Pertiwi Sedang memulihkan dirinya” ada juga yang membuat hastag #Bumi Sedang Memulikhan Diri# kemudian yang tidak kalah seru yakni “Ayo Bumiku aku rindu kehidupan normal” celotehan di atas merupakan isi hati dari beberapa orang yang ingin kembali menjalani aktifitas seperti sedia kala seperti sebelum Pandemi Covid-19. Benarkah Bumi dapat memulihkan diri?? Jika ia, mungkin daerah pariwisata seperti Kuta dengan puluhan Hotel dan Restorannya yang secara konsisten menyumbangkan limbah (lihat Bali Post, 27 Juli 2014) tidak akan tercemar karena Bumi dapat mengatasi hal tersebut. Begitu juga Kintamani yang terkenal dengan daerah Geopark-nya (taman Bumi) seketika berubah ketika kita disuguhi pemandangan yang tidak biasa seperti limbah industri rumah tangga, sampah plastik yang begitu banyak layaknya jamur di musim hujan. Melihat fakta kontekstual di atas mengapa bumi tidak merestart dirinya sehingga hal yang dianggap merugikan ia hilangkan sehingga kehidupan menjadi asri kembali.

     Hal serupa kembali terjadi saat ini, di tengah-tengah Pandemi Covid-19, Bumi divonis sedang mengalami sakit sehingga berhimbas kepada lumpuhnya aktifitas manusia disegala bidang. Padahal yang sebenarnya sakit dan menjadi penyebab “kekacaun” di bumi ini adalah manusia. Selama ini manusia dengan bangga menganggap dirinya sebagai pusat kehidupan sebagaimana faham antroposentrisme. Perspektif seperti ini berujung pada tindakan manusia yang menganggap hal wajar bilamana mengeksploitasi alam demi kebutuhan hidupnya.

     Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia dan berhasil dengan sukses meruntuhkan perekonomian dunia sekalipun bisa disebut sebagai sebuah anomali..??. Pandemi ini merupakan salah satu keanehan dari sekian penyakit global yang dampaknya begitu luas dirasakan di berbagai sektor dan lini kehidupan. Berbagai macam teori hingga kini belum mampu memecahkan masalah ini, bahkan teori konspirasi bermunculan menambah panasnya politik global yang akan menambahkan buku sejarah “Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur”? Mungkin saja, mungkin juga tidak! Banyak yang berharap pandemi ini adalah salah satu “jalan Tuhan” yang bisa menjadi pereda konflik, persaingan ekonomi bahkan solusi dari pemanasan global yang kian merusak ekosistem alam. bukan hanya Anomali adalah suatu keganjilan, keanehan atau penyimpangan dari keadaan biasa/normal yang berbeda dari kondisi umum dalam suatu lingkungan.

     kita sebagai manusia terlalu nyaman untuk merusak alam demi kepentingan pribadi tanpa memikirkan keberlanjutan lingkungan alam dikemudian hari. Faham antroposentrisme yang menyatakan manusia sebagai pusat kehidupan dengan leluasa mengeksploitasi lingkungan alam tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan, dan setelah kekacauan yang terjadi… Akankah Bumi akan meRestart dirinya? Atau kita sebagai manusia yang merupakan bagian dari bumi yang harus mulai berbenah?? Kembali lagi ke Anomali!!!

—————————