Jumat, 1 Oktober 2021
.
Anhar Gonggong pernah menjelaskan bahwa kata “kesaktian” pada Kesaktian Pancasila mengandung unsur magis dilihat dari kacamata orang jawa. Mengapa demikian sebab beberapa kali idiologi Pancasila hendak diganti oleh sekelompok orang selalu menemui kegagalan. Sebut saja, peristiwa di tanggal 30 September yang dikenal dengan peristiwa G30S dan beberapa pergolakan di kurun waktu 1945-1965 selalu menemui kegagalan ketika Idiologi Pancasila mulai diragukan manfaatnya dan mencoba diganti dengan idiologi komunis atau agama.
Lewat serangkaian tantangan dan hambatan, nyatanya Idiologi Pancasila tetap eksis dan ajeg sampai saat ini dan menjadi dasar dalam mengambil langkah berbangsa, bernegara bahkan bermasyarakat. Sesungguhnya dan seharunya kita bangga memiliki Idiologi Pancasila. Pada tataran sederhana mengingat sila-sila yang menjadi satu kesatuan pada pancasila wajib dilakukan, sehingga pada tataran penghayatan dan pengamalanya tidak lagi muncul keraguan terhadap Pancasila.
Oleh sebab itu, peringatan hari Kesaktian Pancasila hendaknya diisi dengan “aksi” yang mencerminkan sila-sila dalam Pancasila. Aksi apa? Bukan aksi demonstrasi bukan juga aksi-aksi yang menyimpang dari norma agama dan hukum, melainkan aksi positif yang dapat membuat Indonesia menjadi tangguh.
Terimakasih Founding Father telah mewariskan Pancasila, dan kita beroda bersama untuk ke-tujuh pahlawan Revolusi, kisah kalian semakin men”Saktikan Pancasila yang dapat kita pergunakan hari ini dan sampai seterusnya.
——————————————
#SMK#BISA#HEBAT#
#STIK#MAS#MANTAP#